Jam 7 kurang 15 menit Sally dan Filla sudah ada
didepan gerbang sekolah. Mereka janjian untuk pergi bareng ke sekolah, karna
memang rumah mereka tak terlalu jauh hanya berbeda beberapa blok saja. Filla
merasa ada yang berbeda dengan Sally, dia agak sedikit sensitive dan jadi orang
pendiam selama perjalanan tadi, yang tak biasanya Sally lakukan jika sudah
bertemu Filla. Sambil berjalan menuju arah mau kekelas. Filla bertanya,
“Kamu berbeda hari ini. Ada apa sell? Kamu
sakit?” Kata Filla teman sebangkunya sekaligus sahabat yang paling dekat
dengannya.
“Tidak Filla,
hanya saja aku bermimpi buruk semalam”. Sally menjawab.
“Bisa kamu
ceritakan padaku?”. Tanya Filla
“Iya tentu. Semalam
aku bermimpi buruk, mimpi yang menghantui ku semalam bener-benar sangat buruk.
Dia Fill dia pergi dengan sosok wanita lain. Dengan bahagia nya dia
bergandengan tangan didepan mataku.” Cerita Sally kepada Filla. (Dia ini pacarnya Sally yang bernama Dio,
mereka baru jadian sebulan 2minggu, namun mereka akhir-akhir ini sering cekcok
karna sally pernah melihat isi bbm nya Dio dari seorang cewe yang cukup mesra
baginya).
“Yaampun Sell
itu hanya mimpi, hanya obat tidur. Tak perlu kamu pusingkan kejadian di mimpi
mu itu.” Dengan jelas Filla katakan.
Kriiiiiiiiiiiiiinnnnnnngggggggggg…..
(Bell berbunyi memberi tanda bahwa murid-murid segera
memasuki kelas).
“Yaudah sell,
bell sudah berbunyi kita masuk kelas yuk?”. Ajak Fillla. Dan sally pun meng-iyakan.
Saat pelajaran
berlangsung, sally pun masih memikirkan soal mimpi yang semalam. Yang tak habis
fikir, kenapa dia bisa memimpikan hal itu, karna emang biasanya dia tak pernah
memimpikan kejadian yang seperti itu tentang cowonya. Memang saat ini hubungan
mereka tidak lagi harmonis, akan tetapi dia masih kefikiran soal mimpi semalam.
“Hey! Kok
bengong sih, pelajaran kan sedang berlangsung sell, kamu tidak memperhatikan?
Apa kamu masih memikirkan soal mimpi itu?”. Bentak Filla namun dengan nada
pelan (Filla ini memang sahabat yang
paling dekat dengan sally, dia tau bagaimana sally. Dan dia tau harus berbuat
apa kalau sally sedang galau seperti ini. Filla ini cukup dewasa dan tegas
orangnya. Makanya sally tak pernah sungkan untuk bercerita apapun kepada
Filla).
“Aku
memperhatikan kok Fill, hanya saja mimpi itu terus terngiang dibenak dan
fikiran ku”. Jawab Sally dengan nada bisik.
“Yasudah kita
lanjut belajar, takut guru mendengar dan memperhatikan kita sedang bicara di
jam pelajaran nya”. Kata Filla dan Sally
pun meng-iyakan kembali.
Kriiiiiiiiiiiiiinnnnnnngggggggggg…..
(Setelah 3 jam pelajaran berlangsung, akhirnya bell
istirahat pun berbunyi, dan Filla mengajak Sally pergi kekantin untuk makan
bersama).
“Kamu mau pesan
apa Sell? biar aku pesankan sekalian dengan punyaku.” Tanya Filla
“Samakan saja
dengan makanan yang kamu pesan Fill.” Jawab Sally
“Oke”. Kata
Filla. (Sambil pergi ketempat warung nasi
uduk ibu dini disudut kantin sekolahan yang menjadi langganan mereka, yang sangat
lezat katanya.)
Filla kembali
duduk menemani Sally yang sedang menunggu pesanan datang yang dipesankan oleh
Filla. Setelah beberapa menit kemudian, gak lama Nasi uduk bu dini datang. “Nih
neng nasi uduk pesanannya yang satu tidak pakai sambel yang satunya lagi tidak
pakai bawang goreng ya”. Kata ibu dini Sambil melempar senyum kepada Filla dan
Sally.
“Makasih bu”.
Ucap mereka. Dan mereka pun membalas dengan senyuman juga.
Sambil memakan
nasi uduk Filla pun bertanya “Sell, masih kefikiran ya? Kenapa kamu tidak
memperbaiki hubungan mu dengan Dio? Siapa tau aja mimpi itu tidak benar, dan
hanya kamu saja yang sedang merindukan dia. Makanya kamu memimpikan hal itu.”
“Aku gengsi. Aku
gak mau kalau aku yang duluan minta maaf, biarkan dia saja yang memberi kabar
duluan.” Jawab Sally
“Kalau hanya
memikirkan gengsi, kapan selesainya masalah mu dengan dia? Mau terus seperti
ini hingga kamu gak konsen belajar? Gak seharusnya seperti itu sell. Coba kamu
fikirkan kembali, keputusan mu itu.” Tegas Filla
“Baiklah, nanti
aku coba memberi kabar duluan. Dan ku perbaiki hubungan ku dengan Dio, agar
permasalahan cepat terselesaikan.” Kata Sally
Tanpa sadar
mereka terlalu lama berbincang-bincang, nasi uduk mereka pun abis. Segera
diminumlah minuman yang mereka bawa dari rumah, tanpa harus membeli minuman
dikantin lagi.
Kriiiiiiiiiiiiiinnnnnnngggggggggg…..
(Bell berbunyi pertanda masuk kelas, akhirnya mereka
pun beranjak dari tempat duduk dan segera membayar nasi uduk yang mereka telah
makan tadi).
Menuju kelas
Sally membuka layar Handphone nya untuk memberi kabar kepada Dio, bahwa Sally
ingin bertemu dengannya setelah sepulang sekolah nanti. Dan Dio pun men-iyakan.
“Filla, nanti
sepulang sekolah aku ingin bertemu Dio. Hari ini kita tidak pulang bareng dulu
yah Fill, aku ingin menselesaikan masalah ku dengan dia. Benar katamu hubungan
seperti ini memang tidak enak jikalau hanya memikirkan gengsi saja.” Kata Sally
“Yasudah tak apa
Sell, selesaikan dulu saja urusan mu dengan dia. Biar aku nanti pulang sendiri
atau dijemput sama bapak ku.” Jawab Filla
Dua jam
berlangsung, detik-detik selesai nya pelajaran. Moment ini yang sekarang paling
Sally tunggu-tunggu nya, karna Dio sudah menunggu nya untuk membicarakan
permasalahan mereka berdua. Dan akhirnyaaaa….
Kriiiiiiiiiiiiiinnnnnnngggggggggg…..
(Bell pulang pun berbunyi. Saatnya merapihkan
buku-buku kedalam dan siap-siap untuk pulang)
“Fill,
kamu pulang hati-hati yah.” Kata Sally berteriak kepada Filla, karna Sally
lebih dahulu keluar kelas sebelum Filla. Dan Filla pun mengangguk sambil
melempar senyum, lalu Sally pun membalasnya.
“Aku minta maaf
udah buat kamu marah, buat kamu bĂȘte, buat kamu kesal. Tapi jujur dia hanya
teman ku. Tak lebih apa yang kamu fikirkan tentang ku dengan dia. Tolong
percayalah” Ucap Dio menegaskan.
“Sudah aku
maafkan, tidak sepenuhnya salah mu. Mungkin hanya aku saja yang berlebihan, aku
yang terlalu egois mementingkan kepentinganku sendiri.” Jawab Sally dengan
sedikit berkaca-kaca dimatanya.
‘Yaudah ,
sekarang semuanya sudah jelas. Kita baikkan, jangan ngambek-ngambek lagi ya
sayang. Aku sayang kamu Sell.” Ucap Dio sambil mengusap airmata Sally yang akhirnya
jatuh juga karna luluh dan merasa bersalahnya.
“Iya sayang.”
Ucap Sally sambil menatap matanya.
Dio pun mengajak
Sally untuk pulang kerumah. Semua kembali seperti biasa. Sally langsung
mengabari Filla dengan pesan singkatnya “Fill
aku sudah baikkan sama Dio, makasih banyak atas saran mu ya Fill. Memang kamu
sahabat ku yang paling mengerti gimana nya aku. Ah sayang kamu Fill hehe”.
Dan Filla membalas “Alhamdulillah yah
Sell, aku turut senang mendengarnya. Bagus dong yah ga sedih-sedih lagi hehe
sayang kamu juga sell:*”